Mendapat amanah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau yang biasa disebut dengan “anak dengan difabel” adalah suatu tantangan sekaligus berkah tersendiri. Mendapat amanah anak dengan difabel berarti mengajarkan pada ayah-bunda tentang makna penerimaan. Mengajarkan pada ketabahan dan kesabaran dalam merawat mereka. Meski demikian, tidak semua orang tua dengan anak difabel memahami bagaimana memantau tumbuh kembang anak agar mereka bisa tumbuh dengan optimal. Hal ini disebabkan akses informasi terkait tumbuh kembang anak belum merata, baik dari sisi kesadaran, maupun faktor ekonomi. Nah, berangkat dari situlah difapedia.com mencoba hadir untuk menjembatani bunda yang memang sangat membutuhkan asupan informasi yang cukup untuk pertumbuhan ABK agar tetap optimal.
Tidak sedikit difabel sudah terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Baik disebabkan oleh penyakit, maupun faktor genetik. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan aksi-aksi sebagai upaya meningkatkan tumbuh kembang optimal pada anak difabel. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak saat dewasa sebagai goal utama anak dengan difabel.
1. Monitoring yang dilakukan secara berkala
Monitoring tumbuh kembang yang optimal karena setiap anak dengan difabel memiliki goal tumbuh kembang masing-masing yang disesuaikan dengan jenis penyakit, derajat keparahan penyakit yang terjadi pada masing-masing anak dengan difabel sehingga memiliki standard nilai maksimal yang berbeda. Sehingga kata optimal adalah yang lebih tepat. Monitoring pada anak dengan permasalahan tumbuh kembang perlu dilakukan rutin setiap 3 bulan sekali sehingga bila ada permasalahan bisa terdeteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan tindak lanjut sejak awal sehingga memiliki outcome yang lebih baik.
2. Perhatikan periode golden age, Jangan sampai perhatian melewati batas golden age agar maksimal
Monitoring ini berhubungan dengan periode emas atau yang disebut golden period tumbuh kembang seorang anak yaitu pada 1000 hari pertama kehidupan. Bila melewati golden period tersebut, outcome yang didapatkan tidak akan sebaik tindakan yang dilakukan pada saat golden period.
3. Mencegah kesakitan lebih lanjut
Anak difabel yang disebabkan oleh penyakit maupun genetik harus diupayakan untuk memiliki good quality of life. Baik dengan adanya penyakit lain maupun derajat difabel yang meingkat. Seringkal anak2 dg difabel terkena penyakit yang lain seperti infeksi saluran nafas berat, epilepsy, malnutrisi hingga gizi buruk, imobilisasi sampai dengan kontraktur.
4. Anak difabel yang sakit, akan mengganggu proses tumbuh kembang anak
Harus Bunda sadari, setiap kali anak sakit akan mengganggu proses tumbuh kembang. Implikasinya akan mengurangi kualitas hidup dan tidak jarang penyakit penyerta tersebut sebagai penyebab kematian utama. Pencegahan tersebut masuk dalam pencegahan primer dan sekunder yaitu pencegahan sebelum anak sakit dan deteksi dini bila terjadi kelainan atau penyakit.
5. Apa yang setidaknya Bunda Lakukan?
Banyak sekali tindakan yang harus dilakukan dalam pencegahan kesakitan pada anak dengan difabel antara lain pemberian imunisasi tambahan seperti pneumonia, influenza, hepatitis A, varicella dan lainnya. Deteksi dini komplikasi yang mungkin muncul seperti gizi buruk sehingga tidak menimbulkan double problem atau triple problem pada anak difabel sebagai kategori anak berisiko tinggi terkena penyakit lainnya maupun menambah tingkat difabelitasnya.
Apabila Bunda atau
siapapun pembaca yang ingin berkonsultasi soal kesehatan dengan dr Mahrunnisa
bisa menghubungi via difapediahub@gmail.com. Selain terkait dengan kesehatan, kita juga menerima
konsultasi terkait hukum, bimbingan-konseling (spsikologi), maupun Inklusi
Sosial yang melibatkan para pakar di bidangnya. Nantinya hasil konsultasi akan
kami ulas di rubrik Konsultasi Difapedia.
Salam Inklusif!
dr. Mahrunnisa Fitria, Sp.A.,M.Sc, Dokter Spesialis Anak alumnus Universitas Gadjah Mada. Saat ini tergabung dalam tim konsultasi difapedia.com.
Leave a Reply