Wahai Emak-emak, Bijaklah Menggunakan Media Sosial dalam Menghakimi Difabel!

Beberapa hari ini jagat maya dihebohkan dengan screenshoot emak-emak yang menjudgement dengan sangat jahat kepada seorang Ibu yang memiliki anak difabel. Bagaimana tidak jahat, si emak ini sampai memosting foto si Anak dan memberi caption kata-kata yang kasar. Meskipun si emak ini sudah menyatakan minta maaf, Efeknya, ternyata tidak hanya satu kejadian saja. Cukup banyak curhatan lain saoal perkataan jahat dari emak-emak yang memang cewek katanya sering menggunakan perasaan daripada logika..

Membicarakan emak-emak mungkin sama saja dengan ngomongin kekayaan Bil Gattes. Nggak ada habisnya. Cuy…

Kata-kata Ibarat Pisau, Terkadang Lebih Tajam

Tidak tahukah kita bahwa kata-kata yang menyakitkan cenderung lebih susah disembuhkan dibandingkan luka fisik, Mak? Luka fisik dapat disembuhkan dengan pergi ke dokter atau sekadar memberi obat. Luka bathin, ia dapat tertancap begitu dalam. Membutuhkan proses yang lama untuk kembali seperti sedia kala. So, berhati-hatilah, Mak. Kata-kata lebih tajam, lho…

Bagaimana jika Anda di Posisi Mereka

Emak-emak yang mengatakan sesuatu yang menyaktkan terhadap emak yang lain barangkali berlum pernah memiliki seorang anak yang difabel. Memiliki anak dengan difabel, dengan sebutan anak istimewa, membutuhkan perjuangan lebih.

Menjadi Orang Tua dengan Anak Yang Difabel adalah Bukti Ketabahan dan Keikhlasan, Apakah Emak Bermaksud Mengujinya?

Memiliki seorang anak dengan difabel adalah tantangan yang luar biasa. Selain harus mengurus dengan kekuatan ekstra, mereka juga harus berjuang menghadapi cacian, hinaan, makian, hingga penolakan dari lingkungan sekitar. Tidak salah jika kita ingin melihat seberapa tabah dan ikhlasnya seorang manusia, tengoklah seorang difabel. Tengoklah orang tua mereka. Saudara-saudara mereka. Sekumpulan jiwa-jiwa sempurna dalam naungan alam semesta..

Jika tidak bisa membantu, Minimal Tidak Perlu Menyakiti dengan Kata-Kata

Dengan adanya peristiwa yang viral tersebut. Harapannya dapat memberi gambaran kepada emak-emak dalam menyikapi difabel. Kalau tidak bisa membantu, meinimal tidak perlu menyakiti dengan kata-kata yang tak pantas. Bukankah seperti itu dear.

Finally, Mari Gunakan Medsos untuk Membangun Kepekaan kepada Difabel, bukan Menyakiti Siapapun

Dengan kemajuan media sosial akhir-akhir ini, ia memiliki kekuatan yang luar biasa besar dalam menggerakan massa. Oleh karena itu, mari gunakan media sosial untuk sesuatu yang positif. Gunakan untuk membangun kepekaan masayarakat terhadap difabel, bukan untuk menyakiti mereka.

Mari gunakan media sosial sebagai salah satau kekuatan, salah satu komponen, untuk mewujudkan Indonesia yang Inklusif.

Salam Inklusif!

Tag:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *