Salah satu faktor kunci masa depan adalah dunia digital. Sektor tersebut harus bisa dikuasi oleh semua pihak, termasuk bagi difabel. Hal ini dijelaskan Direktur Yayasan Difapedia Indonesia Inklusi, Mukhanif Yasin Yusuf, saat pembukaan Program Pesantren Digital Inklusi di Pondok Pesantren Al Itqon, Purbalingga, Selasa (20/12)
Program yang didukung Badan Amil Zakat Nasional dan Institut Teknologi Telkom ini mengusung Pelatihan Web Development dan Digital Marketing dengan konsep Pesantren Kilat selama dua minggu di pondok pesantren Al Itqon, Desa Jambudesa, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
“Dengan menghadirkan peserta difabel dan non-difabel diharapkan semua pihak bisa belajar tentang makna inklusi. Baik bagi peserta, panitia, mentor, maupun pihak pondok pesantren” lanjut Mukhanif.
“Dengan adanya kegiatan pesantren digital bagi penyandang disabilitas dan non disabilitas ini menjadi momentum yang di tunggu-tunggu oleh para penyandang disabilitas lainnya untuk perbaikan kualitas hidup mereka” kata Heru Sri Wibowo, Kaur Kesra Purbalingga, dalam sambutannya mewakili Bupati Purbalingga.
Sementara itu, Sigit, salah satu peserta difabel daksa berharap lewat pelatihan ini dapat memberi bekal untuk kemajuan usaha sektor difabel. “Saya juga berharap dapat menularkan ke teman-teman difabel lainnya”, lanjutnya.
Program yang menghadirkan mentor dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto ini memiliki tujuan besar untuk membantu sektor UMKM Difabel di Purbalingga dan sekitarnya. Pelatihan intensif ini diikuti 12 peserta difabel dan non-difabel dari Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap dan Banyumas.
“Pesantren Digital Inklusif sebagai sarana Syiar keagamaan ala Pondok Pesantren di zaman serba digital saat ini. Dengan mengedepankan sikap sama rasa sama rata. Semoga dapat didukung dan difasilitasi pemerintah” harap Kyai Hasan Bashri, selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Itqon.
Leave a Reply