Era digital yang sudah berkembang pesat, harus dipastikan tidak melupakan penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan. Dengan adanya transfirmasi digital inklusif dapat mewujudkan penyandang disabilitas yang berdaya saing secara berdaya dan mandiri. Hal ini ditegaskan Mukhanif Yasin Yusup, Direktur Difapedia dalam sambutan workshop “Transformasi Digital yang Inklusif Untuk Mewujudkan Penyandang”, di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Minggu (17/3).
“Dengan adanya workshop ini dapat memberikan manfaat kepada penyandang disabilitas dalam memahami pentingnya sektor digital untuk advokasi, branding, dan pemberdayaan ekonomi dan sosial” terang Mukhanif.
Selain itu, menurut Hanif, penyandang disabilitas dapat memiliki kompetensi dalam memanfaatkan sektor digital untuk pemberdayaan diri secara mandiri dalam mewujudkan masyarakat yang Inklusi.
Acara yang diselenggarakan oleh Difapedia yang didukung Siberkreasi dan Kementerian Kominfo ini diikuti oleh 110 penyandang disabilitas dari Purbalingga, Banyumas dan Pemalang.
Abdurrahman Hamas Nahdly, selaku Wakil Ketua Umum Siberkreasi menegaskan bahwa dengan posisi disabilitas yang masih terpinggirkan harus bisa memanfaatkan era digital secara kritis. Tidak terjebak pada disinformasi, hoax dan sejenisnya.
“Selain persoalan kemanan data, literasi digital dan kebijakan yang inklusif perlu ditingkatkan untuk memastikan masyarakat dapat mengakses informasi secara aman dan terpilah” lanjut Hamas.
Sementara itu, Eni Sosiatman, Kepala Dinas Sosial Purbalingga menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan workshop yang dilakukan oleh Difapedia mengenai literasi digital.
“Adanya kegiatan ini dapat membantu menyadarkan masyarakat untuk lebih kreatif, terampil, dan kompeten dalam memanfaatkan digital” terang Eni.
Selain Abdurrahman Hamas Nahdly, acara yang dilangsungkan dengan Buka Bersama ini menghadirkan Irfan Bahtiar selaku Content Creator dan Wahyu Budi Utami, pelaku UMKM yang mensinergikan sektor digital untuk pengembangan usahanya.
Leave a Reply