Empat Pembelajaran dari Yang Chen, Difabel yang Meninggal Setelah ayahnya Dikarantina Akibat Virus Corona

Pengorbanan orang tua bagi anak yang difabel sangatlah besar. Memiliki anak yang difabel merupakan tantangan yang tidak kecil. Tidak sembarang orang dapat merawatnya. Karena membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan tentunya juga ketulusan. Hal inilah yang terjadi pada seorang anak difabel dari China bernama Yang Chen. Dia meninggal sepekan setelah ayahnya, Yan Xiaowen, diisolasi karena terdiagnosa virus Corona. Sedangkan Ibunya sudah meninggal beberapa tahun silam.

Membutuhkan Kerja Keras, Ketelatenan, dan Ketulusan dalam Merawat Anak Difabel

Memang, tidak semua anak dengan difabel memiliki kondisi yang sama. Untuk difabel ringan cenderung lebih mudah, bahkan tidak jauh berbeda dengan yang non-difabel. Hal ini berbeda jika kondisi anak yang mengalami difabel berat. Seperti yang dialami Yang Chen. Ia mengalami celebral palcy, suatu kondisi di mana fungsi atau koordinasi fungsi tubuhnya tergangggu. Oleh karena itu, dalam kacamata umum ia mengalami difabel ganda. Ia tidak dapat menggerakan fisik tubuhnya, atau difabel daksa. Ia mengalami kendala dalam hal perkembangan intelektualnya, sebagai difabel daksa. Ia juga mengalami kesulitan dalam berbicara.

Sudah terbayang kan betap luar biasa perjuangan orang tua Yang Cen, Dears? Tidak hanya orang tua yang Chen, tetapi juga difabel celebral palcy lainnya. Belum lagi ditambah stigma negatif yang dilekatkan kepada difabel.

Orang Tua Paling Dekat dengan Mereka, Tidak Semua Orang Bisa Merawatnya

Diagnosa virus Yian Xiaowen membuatnya harus diisolasi. Ibunya Yang Chen yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu pada akhirnya menempatkan Yang Chen menjadi seorang diri. Meskipun sudah mengamanatkan pada saudara dan pemerintah desa, mereka tidak dapat menanganinya. Hal ini membuatnya meninggal seminggu pasca ayahnya dikarantina.

Orang Tua adalah orang yang paling dekat dengan sang Anak. Tidak hanya terjadi pada difabel, tetapi juga non-difabel. Hanya saja, dalam hal anak dengan difabel, orang tua memiliki peran yang sangat lebih dibandingkan dengan anak tanpa difabel.

Pentingnya Kehadiran Negara dalam Penanganan Difabel

Pemerintah China dapat dikatakan cukup sigap dalam memberikan efek jera. Tidak tanggung-tanggung petinggi partai dan walikota langsung dipecat. Pentingnya keterlibatan negara dalam menangani difabel sebagai kelompok rentan memang harus dikedepankan.

Penanganan Suatu Masalah Harus Melihat Perspektif Difabel

Kita nggak bisa memungkiri, bahwa setiap dari manusia, juga negara, memiliki masalah. Yang membedakan barangkali adalah bagaimana menyikapi masalah tersebut. Begitu juga dalam hal mencari problem solving. Dears.

Kasus meninggalnya Yang Chen mengajarkan kepada kita untuk tidak melupakan difabel dalam suatu penanganan masalah. Dalam setiap hal, selalu ada difabel di dalamnya. Hal ini dikarenakan difabel merupakan bagian dari masyarakat. So, inklusifitas yang menjadikan difabel sebagai bagian integral masyarakat harus kita kembangkan, juga wujudkan. Dalam hal apapun, nggak sekadar Virus Corona yaah, harus melibatkan isu difabel di dalamnya. Hal inilah yang dinamakan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *