Literasi Digital Inklusif Mewujudkan Keadilan Sosial-Ekonomi Difabel

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, tercatat hanya 0,87 persen Difabel yang bekerja di sektor pemerintah dan perusahaan dari total 7.6 juta Difabel yang bekerja. Hal inilah yang mendasari Difapedia bekerjasama dengan Siberkreasi Kemkominfo menyelenggarakan Seminar Literasi Digital Inklusi, di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Kamis (29/9).

“Hal ini menandakan mayoritas difabel bekerja mandiri. Oleh karena itu sangat penting bagi difabel untuk dibekali penguasaan literasi digital untuk pengembangan usaha mereka” kata Mukhanif Yasin Yusuf, Direktur Difapedia.

Acara yang mengambil tema “Meningkatkan Kompetensi Digital bagi Difabel, Muwujudkan Transformasi Digital yang Inklusif” ini dihadiri oleh 82 Difabel dari Banyumas, Purbalingga dan Pemalang.

“Kominfo dan Siberkreasi berkomitmen untuk melakukan Literasi digital ke seluruh kelompok masyarakat, salah satunya masyarakat Penyandang Disabilitas agar mampu beradaptasi dan memanfaatkan ruang digital secara optimal serta menjadikannya sebagai peluang membangun kemandirian ekonomi” kata Hamas Nahdly, Kepala Divisi Program Siberkreasi Kominfo.

Hadir sebagai pemateri dalam seminar ini adalah Mukhanif Yasin Yusup dan Yustisiana Tika Hapsari, Founder Scarfola.

“Dalam mengembangkan jilbab dengan brand Scarfola, kami memanfaatkan media digital, baik dalam tahap riset, launching, hingga pemasaran” kata Tika

Lebih lanjut, ia mendorong agar difabel bisa memanfaatkan media digital dengan menggunakan smartphone yang mereka miliki untuk personal branding maupun pengembangan usaha difabel.

“Acara ini dapat memberikan pengetahuan erharga bagi kami. Sekaligus membuka peluang untuk kolaborasi dan silaturahim sesama difabel maupun organisasi difabel untuk kebermanfaatan bagi difabel” Kata David, salah satu peserta yang juga ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Banyumas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *