Melibatkan Difabel dalam Ruang Sosial-Kultural

Kemarin, 26-27 September 2023, Difapedia berkesempatan hadir di Creativesia. Acara komunitas pemuda se-Indonesia yg digagas oleh Kemenpora. Meski kurang maksimal krn persiapan yang mepet dan saya agak kesulitan karena tuntutan kerja fulltime, dapat memberikan pandangan baru dan positif. Salah satunya adalah melibatkan difabel dlm ruang social-kultural.

“Terima kasih sudah diizinkan terlibat. Saya senang bisa bersosialisasi walaupun sedikit demi sedikit. Semoga bisa kembali seperti semula”.

Chat WA dari salah satu teman Difabel Mental yang tergabung dalam Komunitas Peduli Skizofernia Indonesia (KPSI) Solo ini membuka mata kita bersama. Bahwa, difabel pun lahir disebabkan ruang lingkungan di sekitarnya. Misalnya dari bullying. Lalu, bagaimana cara mereka bisa beraktifitas seperti pada umumnya, sebuah aktifitas sosial yang tanpa hambatan?

Tentunya hal tersebut dengan melibatkan difabel di dalamnya. Saya beruntung, teman-teman KPSI Solo menyanggupi permintaan saya yang mendadak. Yakni malam sebelum dimulai, dikarenakan saya mengalami jalan buntu dan tdk sesuai rencana. Ternyata, teman-teman KPSI Solo selama ini hanya mengikuti event-event yang sebatas dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta. Mereka baru pertama kali terjun di event event kayak gini di luar

Saya pun mennyarankan Bang Wildanshah & Bang Akbar agar melibatkan teman-teman difabel dalam setiap gerakannya, terlebih pada gerakan berbasis kaum muda. Teman-teman difabel mental misalnya, kehadiran mereka di ruang publik merupakan salah satu bagian dariterapi. Mereka setiapharinya, bergantung pada obat-obatan. Tentunya kita tidak ingin mereka selamanya bergantung pada obat, kan? Paling tidak dapat meminimalisir penggunaannya. Caranya, dengan menyediakan ruang sosial-kultural bagi mereka.

sebagai anak, remaja, hingga dewasa yang selalu ikut sepakbola kampung, dengan posisi saya satu-satunya yang difabel, secara tidak disadari oleh tim, bahkan masyrakat, adalah bagian dari inklusi sosial-kultural. setelah dewasa & aktif di isu difabel, saya sadar ia bisa dikembangkan lebih jauh.

Pun,saat adik IPNU-IPPNU meminta saran ke saya di turnamen futsal antar desa se Kecmatan, saya mengusulkan agar ada pertandingan eksibisi Futsal Difabel Rungu dan Tim Bintang. Upaya menanamkan inklusi pada anak-anak muda. sebagai generasi masa depan bangsa!

Salam Inklusi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *